BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sunday, September 6, 2009

Dosa di tangan, Maksiat di hati - beraninya kita mencemar Ramadhan!

Saya berteleku setelah membaca Al-Mathurat malam itu.

Pandangan saya kosong. Hati saya penuh maksiat, saya terpukul-pukul dengan dosa yang melimpah ruah. Seraya, nafsu jahat membisik... "kau hanya beribadah, tapi hatimu, penuh kemaksiatan..."

Saya terkesima.

Saya renungi sedalam mungkin, mengapa cahaya tidak masuk ke dalam hatiku? Saya beroleh jawapan akhirnya, hatiku.... penuh maksiat. Maka apakah maksiat itu? Saya katakan, bukankah maksiat itu, mendekatkan diri dengan dosa, dan menjauhkan diri dengan nikmat yang sepatutnya engkau syukuri?

Maksiat, siapa yang buta hatinya, maka ia adalah orang yang sering bermaksiat. Maksiat, kawan baik sang nafsu jahat. Maksiat, hasil usaha rasukan si syaitan durjana. Maksiat, 'hadiah' kita untuk si syaitan, sebagai 'tanda persahabatan' kita dengannya.

Si pembuat maksiat, seringkali akan mengelak dengan perkataan maksiat itu sendiri. Padahal mereka memahami. Kononnya si pelaku maksiat akan berkata - " Mana ada aku buat maksiat, aku cuma telefon balak aku jer...borak-borak kosong... " dan berkata lagi si pelaku maksiat... " Aku duduk kat sebelah awek aku ni, rapat sikit jer... bukan buat dosa besar pun, bukan berzina pun..."

Alangkah, kalau kita mendalami dengan mata hati hakikat sebenar maksiat itu. Jika kita benar-benar sayang, cinta dan takut pada Allah, saat kita diuji dan digoda dengan maksiat, maka kita akan berlari sejauh boleh dan berpaling secepat mungkin dari dinodai syaitan.

Manusia zaman sekarang, (termasuklah saya), sudah benar-benar mencintai maksiat. Asyik diulit kecintaan dengan keduniaan. Alangkah, di bulan Ramadhan ini, si pelaku maksiat masih tidak berasa bersalah! Bergayut di telefon saban waktu dengan kekasih hati yang tiada sebarang ikatan yang sah, berdating... malah yang paling melucukan..... berbuka puasa berdua-duaan dengan yang bukan mahram! Alangkah, mana mungkin.... kita akan beroleh pahala di atas ibadah yang bersalutkan kemaksiatan???

Manusia sekarang telah 'dibodohi' dengan nafsu.

Maksiat, ubatnya TAUBAT.

Pencegahnya, zikir dan Al-Quran.

Bak kata seorang sahabat saya, "Pegang handset 24 jam takpa, pegang Al-Quran seminit pun jadi beban, karang yang nak lindung kepala kau waktu kiamat nanti, bukan handset, tapi Al-Quran tu..."

Saya kepelikan. Betul katanya. Tempias juga rasa sindiran di hati.

Saya melihat sekeliling saya. Alangkah, di bulan Ramadhan ini, saya lihat ramai yang masih tidak mempertingkatkan ibadah. Malah mereka mencemari dan mengotori kesucian Ramadhan dengan dosa-dosa yang makin menggunung. Mungkin mereka tak mahu dipanggil 'alim' kot. Mungkin mereka tak mahu dipandang hipokrit kot. Inilah terjadi bila kita telah 'dibodohi' dengan nafsu.

Hati saya berbisik... " Berani kau buat maksiat bulan Ramadhan ni? Tuhan merahmati bulan ini, Tuhan ikat para syaitan, Tuhan sediakan ganjaran pahala yang banyak, Tuhan lapangkan jalan untuk menujunya.... tapi kau ada mencari Tuhan walaupun dengan menoleh? Sepanjang hidupmu ini, apakah ibadah yang boleh kau banggakan pada Tuhanmu? Bergetarkah hati tatkala kau mendengarkan kalam-NYA? Adakah solatmu, zikirmu, doamu selama ini kau ambil sebagai adat atau sebagai ibadah? Adakah ia mendekatkan dirimu dengan kesucian hati? Adakah pernah kau merasa manisnya solatmu? "

Duhai sahabat, berhati-hatilah dengan larangan -NYA. Jangan main-main dengan Allah. Jangan buat kotor Ramadhan ini. Akhirnya, jika saya dan dirimu tenggelam terus dengan kemaksiatan sampailah di hujung nyawa, maka tunggulah saat kita direndam dalam api neraka. Rasailah azab -NYA, yang tidak terkebayangkan sakitnya.

Allah, Allah, Allah, jauhilah diriku, keluargaku, sahabatku, guruku, dengan kemaksiatan. Kami takut Ya Allah... dekatkan kami dengan hikmah bercinta-cinta dengan-MU. Kami rindu pada-MU, Ya Allah... Kami sayangkan hati kami, kami tidak ingin mengotorinya. Maka Ya Allah, selamatkanlah hati kami... Ya Allah, Al- Quddus, sucikan, sucikan, sucikan....hati kami...

1 comments:

insaf said...

Allah... ampunkan lah aku!

Pengisian yang menarik, syukran ukhti